Rabu, 03 Mei 2017

RPP Hakikat Fisika


https://gudangilmu1993.files.wordpress.com/2017/05/1-hakikat-fisika.docx

Jurnal Skripsi


HUBUNGAN KONSEP DIRI BERBASIS ASERTIVITAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
Danang Setioko
Program Studi Pendidikan Fisika
Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA
Jln. Tanah Merdeka, Kp. Rambutan Ps. Rebo, Jakarta Timur
Telp. (021) 8400341, 87796977 Fax. (021) 8411531
Email: setiokodanang@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuann untuk mengetahui Hubungan Konsep Diri berbasis Asertivitas dengan prestasi belajar siswa kelas X MIA 1 SMA Muhammadiyah 23 Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasion dengan metode kausal komparatif (expost facto) atau metode eksperimental. Penelitian korelasional melibatkan pengumpulan data untuk menentukan apakah terdapat hubungan dua variabel dan pemilihan sampel dengan teknik random sampling. Sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu 40 siswa. Data diambil menggunakan angket dengan skala likert dan tes prestasi.Uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dengan uji Liliefors dengan Galat Taksiran sederhana didapatkan nilai L Hitung= 0,0891 dan L tabel = 0,1402 dengan taraf signifikansinya α = 0,05 berarti kelas distribusi normal. Untuk uji homogenitas dengan menggunakan uji Bartlett didapatkan nilai X2hitung= 8,50 dan nilai X2tabel = 31,40. Sehingga dapat disimpulkan X2hitung= 8,50 < X2tabel = 31,40 adalah homogen. Berdasarkan hasil perhitungan, pengujian regresi linier diperoleh nilai FHitung   = 1,30 < FTabel = 2,33 dengan signifikasi α = 0,05. Pada analisis korelasi didapatkan nilai thitung = 3,11 dan tTabel = 1,697 taraf dengan signifikansinya dengan nilai a = 0,05. Kontribusi Konsep Diri berbasis Asertivitas  terhadap Prestasi Belajar hanya sebesar 20,10% sedangkan 79,90% ditentukan oleh faktor (variabel) lain.Sehingga dapat disimpulkan walaupun hanya 79,90% berarti bahwa adanya hubungan antara konsep diri berbasis asertivitas terhadap prestasi belajar.
Kata Kunci: Konsep diri berbasis asertivitas, prestasi belajar

Top of Form
ABSTRACT


This study aims to determine the relationship-based Self Concept Asertivitas with class X student achievement MIA 1 SMA Muhammadiyah 23 Jakarta. This research is descriptive correlation with causal comparative method (ex post facto) or the experimental method. Correlational research involves collecting data to determine whether there is a relationship between two variables and sample selection with a random sampling techniques. The sample used in this study is 40 students. The data were taken using a questionnaire with Likert scale and test analysis is the prerequisite achievement. Uji normality test by test Liliefors with simple error estimates obtained Calculate the value L and L = 0.0891 tables = 0.1402 with a level of significance α = 0.05 means the class distribution normal. For homogeneity test using Bartlett test values ​​obtained Xvalue ^ 2 = 8.50 and the value Xtable ^ 2 = 31.40. It can be concluded Xvalue ^ 2 = 17.55 <Xtable ^ 2 = 31.40 is homogeneous. Based on calculations, linear regression test obtained value of Fvalue = 1.30 <F­­­table= 2.33 with significance α = 0.05. In the correlation analysis obtained the value t = 3.11 and table = 1.697 with a significance level with the value of a = 0.05. Self Concept Asertivitas contribution based on the Learning Achievement of only 20.10%, while 79.90% is determined by factors (variables). So can be concluded, although only 79.90% means that the relationship between the concept of self-assertiveness based on learning achievement.

Keywords: Concepts based self-assertiveness, academic achievement






PENDAHULUAN
Ketika melaksanakan Pembelajaran seharusnya siswa mampu memperoleh ilmu yang sebanyak-banyaknya. Siswa dapat berperan aktif dalam pembelajaran yang berlangsung. Tetapi pada saat kegiatan pembelajaran banyak siswa kurang suguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran. Sehingga yang terjadi sebaliknya yaitu banyak siswa yang tidak paham terhadap materi yang diajarkan.
Berdasarkan hasil observasi di SMA Muhammadiyah 23 Jakarta nilai ujian Fisika siswa relatif rendah. Jika ujian Fisika berlangsung maka hanya sedikit siswa yang memiliki nilai diatas KKM (Kriteria ketuntasan minimal). KKM Fisika di SMA Muhammadiyah 23 Jakarta pada tahun ajaran 2015/2016 adalah 75, tetapi masih sedikit siswa yang dapat mencapai KKM. Rata-rata yang dicapai siswa dalam mengikuti UAS pada semester gajil adalah 74. Sehingga masih dominan siswa yang tidak tuntas dalam mengikuti UAS pada semester ganjil tersebut.
Berdasarkan pengamatan dan studi pendahuluan Peneliti, untuk mencapai prestasi belajar terdapat banyak faktor yang mempengaruhi diantaranya: Kesehatan, Intelegensi, Minat, Motivasi dan, cara belajar, serta konsep diri. Konsep diri berbasis asertivitas dianggap sebagai salah satu faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar Fisika.
Gambaran dari diri siswa terhadap dirinya pada lingkungan sekolah merupakan konsep diri. Pandangan diri yang dimaksud disini merupakan pandangan diri terhadap lingkungan kelas. Pandangan diri siswa yang negatif mengenai diri di kelas mengakibatkan terjadi kebingungan dalam pembelajaran. Ini disebabkan siswa seolah-olah kurang diterima di kelas dalam pembelajaran fisika.
Kemampuan diri dalam menyapaikan sebuah permasalahan itu merupakan Asertivitas. Asertivitas merupakan keterbukaan dan kejujuran dalam menyampaikan pendapat kepada orang lain secara sopan. Siswa yang mampu dengan baik dalam menyampaikan persolan-persoalan yang ada dalam pembelajaran dengan baik dan sopan maka guru akan cepat merespon mengenai pertanyaan tersebut. Sehingga guru tahu dimana letak materi yang tidak pahami oleh siswa. Dengan hal tersebut guru dapat menyampaikan ulang materi yang belum dipahami oleh siswa. Dengan demikian maka siswa akan lebih paham mengenai materi-meateri yang dipelajari.
Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai oleh siswa ketika mengikuti pembelajaran. Sehingga kegiatan pembelajaran yang baik yang dapat mengembangka prestasi belajar yang tinggi. Kegiatan pembelajaran yang baik dapat terwujud jika siswa memiliki pandangan diri yang baik terhadap dirinya dilingkungan pembelajaran. Dengan pandangan diri yang baik pada lingkungan pembelajaran siswa akan mampu menyampaikan pendapat-pendapatnya dengan terbuka dan sopan dalam pembelajaran.
Dengan siswa memiliki konsep diri baik mengenai dirinya dalam suatu pembelajaran maka siswa akan lebih mampu memperoleh prestasi belajar fisika yang baik. Begitu pula jika siswa mampu mengungkapkan permasalahan-permasalahan dan pandangan-pandangan ketika mengikuti pembelajaran fisika maka siswa akan mudah memahami konsep-konsep fisika sehingga siswa dapat memperoleh prestasi yang baik.
Berdasarkan dari pernyataan-pernyataan diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti mengenai “Hubungan Konsep Diri berbasis Asertivitas terhadap prestasi belajar siswa”.
PERUMUSAN MASALAH
Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan konsep diri berbasis asertivitas dengan prestasi belajar fisika siswa kelas X SMA Muhammadiyah 23 Jakarta pada tahun pelajaran 2015/2016.

KAJIAN TEORI
A.    Pengertian Konsep Diri berbasis Asertivitas
Konsep diri adalah ide, pikiran, kepercayaan, dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan memengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain.[1] Dalam hal ini ide-ide yang dimiliki seseorang harus dapat menggambarkan kehidupannya yang positif untuk dapat meningkatkan komunikasi individu dengan anggota kelompok lingkungan sekitarnya. Sehingga dalam pembelajaran dikelas hendaknya siswa dapat berfikir bahwa gambaran dirinya dikelas diterima dengan baik oleh lingkunganya dan dia dapat membuka diri dengan keadaan kelas yang tempatinya. Dengan Perilaku tersebut sehingga siswa dapat dengan baik untuk memperoleh tujuan keberadaanya di kelas yaitu mendapatkan prestasi belajar yang baik.
Ini diperkuat oleh pendapat yang dikemukakan William D. Brooks, Konsep diri merupakan those physical, social, and psychological of ourseves that we have derived from experience and our interaction with others. [2] Konsep diri merupakan keadaan fisik, sosial, dan psikologi dari pandangan luar seseorang yang mereka lihat dari pengamatan dan interaksi dari luar. Dalam hal ini pandangan dari individu mengenai keadaan fisik, sosial, dan psikologi akan dapat merubah perilaku komunikasi dengan lingkungan luar. Sehingga dalam melaksanakan pembelajaran siswa harus dapat dengan baik memandang dirinya secara keseluruhan dengan positif untuk meningkatkan pembelajarannya di dalam kelas.
Menurut McShane dan Von Glinow dalam Wibowo mendeskripsikan konsep diri dalam bentuk self-enhancement, self-verificasion, dan self-evoluation. Dari ketiga deskripsi tersebut yang menjelaskan asertivitas yaitu self-evolution. Self-evolution menurut Kreitner dan Kinicki dibagi menjadi self-esteem, self-efficacy, locus control, dan self monitoring.Menurut Kreitner dan Kinicki self-esteem memiliki enam pilar yaitu:
1)      Live consciously, menjadi aktif dan sepenuhnya terikat pada apa yang dikerjakan dan dengan siapa ia berinteraksi.
2)      Be self-accepting, jangan terlalu menginginkan terhadap pertimbangan atau kritik terhadap pemikiran dan tindakan kita.
3)      Take personal responsibility, mengambil tanggung jawab penuh atau keputusan dan tindakan sepanjang perjalanan hidup.
4)      Be self-assertive, bersikap tegas dan bersedia mempertahankan keyakinan apabila berinteraksi dengan orang lain, dari pada membelokkan pada keinginan mereka untuk di terima atau di sukai.
5)      Live purposefully, mempunyai tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang jelas dan rencananya realistis untuk mencapainya.
6)      Have personal integrity, mempunyai integritas pribadi dengan bertindak jujur pada kata-kata nilai-nilai. [3]
Pernyataan diatas menjelaskan bahwa asertivitas merupakan bagian dari konsep diri. Asertivitas pada pernyataan diatas menjelaskan bagaimana seseorang dapat mempertahankan pendapat-pendapatnya tanpa ingin terpengaruh terhadap pendapat orang lain.Sehingga asertivitas pada pernyataan tersebut menjelaskan seseorang dalam menjaga prinsipnya secara jujur dan terbuka.
Sedangkan perilaku asertif menurut Alberti merupakan perilaku penyesuaian sosial melalui ekspresi diri dari perasaan, sikap, harapan, pendapat, dan haknya. [4] Dalam hal ini perilaku asertif merupakan perilaku yang hendaknya dimiliki oleh setiap manusia untuk dapat mengekspresikan keadaan dirinya dalam berinteraksi dengan lingkungan secara terbuka dan jujur. Dengan perilaku ini di harapkan dalam interaksi individu tidak ada kebohongan satu sama lainya sehingga terciptanya komunikasi yang baik.
Dalam aplikasi pembelajaran siswa diharapkan untuk selalu memiliki perilaku asertif ini dapat tumbuh dan berkembang dalam diri siswa. Ini disebabkan perilaku ini dapat mmenjadi siyal bagaimana seorang siswa dalam mengikuti sebuah pembelajaran dikelas. Keberhasilan pembelajaran di kelas dapat terlihat dengan siswa mampu mengungkapkan perilaku asertif dalam sebuah pembelajaran yaitu perilaku Asertif permintaan. Dimana asertif permintaan ini merupakan perilaku yang ditunjukkan siswa jika siswa kurang paham dalam mengikuti pembelajaran dan di sini siswa meminta guru dapat menjelaskan ulang mengenai materi yang belum siswa pahami.
Dalam mengembang perilaku asertif menurut Alberti dalam Gunarsa mengemukakan ada tiga tahapan latihan asertif yaitu latihan ketrampilan, Mengurangi kecemasan, dan Menstruktur kembali aspek kognitif. [5] Latihan ketrampilan, di mana perilaku verbal dan non verbal diajarkan, dilatih, dan diintegrasikan ke dalam rangkaian perilaku. Mengurangi kecemasn, yang diperoleh secara langsung maupun tidak langsung dalam latihan ketrampilan. Menstruktur kembeli aspek kognitif, di mana nilai-nilai, kepercayaan, sikap, yang membatasi ekspresi diri seseorang diubah oleh pemahaman dan hal-hal yang dicapai dari perilakunya. Sehingga dalam hal ini untuk meningkatkan perilaku asertif siswa dapat digunakan cara di atas dengan cara-cara tersebut diharapkan siswa dapat mengembangkan perilaku keterbukaan dan kejujuran akan selalu tertanam dalam kehidupanya.
B.     Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah suatu masalah yang bersifat perenial dalam sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing. [6] Dalam hal ini setiap manusia memiliki tujuan yang sama dalam kehidupanya. Setiap manusia ingin berhasil dalam setiap kegiatan yang mereka lakukan. Keberhasilan inilah yang merupakan sebuah parameter prestasi seseorang dalam menjalankan sebuah kegiatan. Demikian halnya dalam melaksanakan sebuah kegiatan belajar. Setiap manusia yang melaksanakan kegiatan belajar mengacu pada tujuan yang sama yaitu dapat berhasil dalam hal yang mereka pelajari. Keberhasilan dalam memahami dan menguasai sesuatu yang mereka pelajari merupakan prestasi belajar dari manusia tersebut.
Prestasi belajar ialah hasil pencapaian yang diperoleh seorang pelajar setelah mengikuti ujian dalam suatu pelajaran tertentu. [7] Hasil yang dicapai oleh seseorang siswa dalam mengikuti sebuah ujian baik tertulis maupun lisan dapat dikatakan sebagai prestasi belajar. Biasanya hasil dari suatu ujian dilaporkan menjadi laporan dari setiap akhir materi yang dipelajari. Setiap siswa biasanya memiliki hasil yang berbeda-beda maka setiap siswa tersebut memiliki prestasi yang berbeda-beda pula.
Sehingga Prestasi belajar merupakan sebuah hasil yang dicapai dari sebuah kegiatan yang telah dikerjakan atau diciptakan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal dalam diri siswa yang ditunjukkan dari hasil nilai dalam periode tertentu yang dilaporkan dalam bentuk nilai-nilai yang berupa angka-angka. Untuk mengembangkan Potensi-potensi dalam diri siswa bisa berupa perilaku ataupun kognitif yang dimiliki oleh siswa. Sedangkan untuk perilaku yang dapat dikembangkan melalui proses pembelajaran yaitu salah satunya Konsep diri berbasis asertivitas.
Dalam proses pembelajaran fisika menuntut untuk dapat memiliki konsep-konsep yang matang, dapat memproyeksikannya dalam bentuk tindakan (eksperimen) dan mengungkapkanya dalam bentuk lisan. Dengan kosep diri berbasis aserivitas maka siswa dapat lebih memahami dan menyampaikannya. Dengan meningkatkan konsep diri berbasis asertivitas siswa mampu memperoleh prestasi belajar yang baik di dalam pembelajaran fisika.

HASIL DAN PEMBAHASAN
A.  Pengujian Persyaratan Analisis
1.    Uji Normalitas
Uji normalitas diperlukan untuk memenuhi syarat perhitungan statistik parametrik. Pada penelitian ini yang digunakan adalah uji normalitas Liliefors galataksiran. Pengujian normalitas pada penelitian ini didapatkan nilai seperti di tabel berikut:
Pengujian Normalitas
LHitung
Ltabel
Keterangan
X dan Y
0,0891
0,1402
Normal

Seperti tabel diatas didapat LHitung= 0,0891 dan Ltabel = 0,1402 dengan taraf signifikansinya α = 0,05 dan jumlah siswa (n) sebanyak 40 siswa. Sehingga dapat disimpulkan LHitung = 0,0891  < LTabel = 0,1402  berarti kelas berdistribusi normal
2.      Uji Homogenitas
Setelah dilakukan uji normalitas maka selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Pengujian homogenitas pada penelitian menggunakan uji Bartlett. Didapat dapat data sebagai berikut nilai X2hitung= 8,50 dan nilai X2tabel = 31,40 dengan taraf signifikansinya α = 0,05. Sehingga dapat disimpulkan X2hitung= 8,50< X2tabel = 31,40; maka 21 kelas data pada penelitian ini adalah homogen.


B.     Pengujian Hipotesis
1.      Analisis Korelasi
            Analisis korelasi digunakan untuk mengukur derajat hubungan antara dua variabel tanpa melihat bentuk hubungan. Data data penelitian yang didapat dan diolah. Maka didapat hasil pengujian hipotesis korelasi sederhana dapat disajikan dalam bentuk tabel berikut:
Korelasi Antara
Koefisien Korelasi
Koefisien Determinasi
tHitung
tTabel
X dan Y
0,4483
20,10 %
3,11
1,697
Pada analisis korelasi didapatkan nilai thitung = 3,11 dan tTabel = 1,697 taraf dengan signifikansinya dengan nilai a = 0,05. Karena thitung > ttabel yaitu 3,11 < 1,697 maka pengujian hipotesis menolak H0 dan menerima Ha dengan demikian disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara Konsep Diri berbasis Asertivitas (X) dengan Prestasi Belajar Siswa (Y).  Kontribusi Konsep Diri berbasis Asertivitas terhadap Prestasi Belajar hanya sebesar 20,10 % sedangkan 79,90% ditentukan oleh faktor (variabel) lain.
2.      Analisis Regresi
Analisis regresi linier dalam penelitian ini berguna untuk mengetahui adakah hubungan antara variabel X (Konsep Diri berbasis Asertivitas) dengan variabel Y (Prestasi Belajar Siswa). Selain itu uji Regresi juga dapat mengetahui seberapa kuat hubungan antar variabel dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier sederhana. Berdasarkan hasil perhitungan, pengujian regresi linier sederhana prestasi belajar (Y) dengan konsep diri berbasis asertivitas (X) diperoleh nilai Perhitungan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Sumber Varians (SV)
dk
JK
RJK
FHitung
FTabel
Total
40
258714
-
1,30
2,33
Regresi (a)
1
258244,90
258244,90
Regresi (b/a)
1
95,17
95,17
Residu
39
373,93
9,58
Tuna Cocok
18
222,18
12,34
Kesalahan (Error)
16
151,75
9,48
Catatan: FTabel ditetapkan untuk α = 0,05
            Sesuai dengan hasil seperti tabel diatas bahwa didapat FHitung   = 1,30 < FTabel = 2,33 dengan signifikasi α = 0,05. Kerena FHitung = < FTabel =  maka H0 diterima dan disimpulkan model regresi berpola linier. Sehingga dapat disimpulkan model regresi sederhana prestasi belajar (Y) dengan minat belajar (X) berpola linier.
KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan
Dari pengolahan data dan pembahasan yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa terdapat hubunganyang signifikan antara Konsep Diri berbasis asertivitas siswa terhadap prestasi belajar fisika siswa dengan nilaithitung = 3,11  lebih besar dari tTabel = 1,697 dengan taraf signifikansi    a = 0,05. Koefisien korelasi antara konsep diri berbasis asertivitas (X) terhadap Prestasi Belajar (Y) sebesar 0,4483 tergolong signifikan. Kontribusi Konsep Diri berbasis Asertivitas terhadap Prestasi Belajar hanya sebesar 20,10 % artinya bahwa prestasi belajar fisika siswa tidak keseluruhan dipengaruhi oleh konsep diri berbasis asertivitas tetapi juga dipengaruhi oleh hal lainnya seperti motivasi, minat, cara belajar, dan lain-lain.
B.     Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMA Muhammadiyah 23 Jakarta, maka saran yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
1.      Guru Fisika dapat meningkatkan konsep diri berbasis asertivitas siswa dengan memberikan motivasi agar dapat meningkatkan interaksi siswa dengan guru maupun dengan siswa lainya dalam proses pembelajaran agar siswa mendapatkan pengalaman belajar yang maksimal sehingga akan tumbuh keingintahuan siswa terhadap pelajaran fisika yang kemudian dapat membuat prestasi belajar siswa lebih meningkat.
2.      Sekolah dapat meningkatkan sistem yang lebih baik dalam pembelajaran sehingga siswa dapat meningkatkan konsep diri berbasis asertivitas yang dapat berhubungan dengan prestasi belajar.
3.      Siswa lebih bersikap terbuka, jujur, bersikap kuat, dan berkomunikasi dengan sopan terhadap guru dan siswa sehingga siswa dapat memperoleh prestasi belajar yang baik.
4.      Peneliti selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian yang serupa, sebaiknya Sebelum melaksanakan pengukuran Konsep diri berbasis Asertivitas siawa dalam pembelajaran sebaiknya menggunakan data sekunder yang berasal dari guru pengampu mata pelajaran Fisika seperti keaktifan siswa di kelas, keterbukaan siswa dalam pembelajaran serta data-data lainnya. Menggunakan teori yang lebih banyak, dan lebih teliti dalam melakukan penelitian serta diharapkan dapat meneliti faktor lainnya yang memiliki hubungan yang lebih kuat dengan prestasi belajar sehingga dapat memberikan hasil yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA
[1]        Edi harapan dan syarwani Ahmad. 2014. Komunikasi Antar Pribadi: Perilaku Insani Dalam Organisasi Pendidikan. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada).
[2]        Wibowo. 2014. Perilaku dalam organisasi. (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada).
[3]        Gunasa, Singgih D. 2011. Konseling dan psikoterapi.  (Jakarta: PT. BPK. Gunung Mulia).
[4]        Zainal Arifin. 2011. Evaluasi Pembelajaran. (Bandung:  PT. Remaja Rosdakarya).
[5]        Agoes Dariyo. 2013. Dasar-Dasar Pedagogi Modern. (Jakarta: PT Indeks)