Danang Setioko
Program Studi Pendidikan Fisika
Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA
Jln. Tanah Merdeka, Kp. Rambutan Ps. Rebo, Jakarta
Timur
Telp. (021) 8400341, 87796977 Fax. (021) 8411531
Email: setiokodanang@gmail.com
Penelitian ini bertujuann untuk
mengetahui Hubungan Konsep Diri berbasis
Asertivitas dengan prestasi belajar siswa kelas X MIA 1 SMA Muhammadiyah 23
Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasion dengan
metode kausal komparatif (expost facto)
atau metode eksperimental. Penelitian korelasional melibatkan pengumpulan data
untuk menentukan apakah terdapat hubungan dua variabel dan pemilihan sampel
dengan teknik random sampling. Sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu
40 siswa. Data diambil menggunakan angket dengan skala likert dan tes
prestasi.Uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dengan uji Liliefors
dengan Galat Taksiran sederhana didapatkan nilai L Hitung= 0,0891
dan L tabel = 0,1402 dengan taraf signifikansinya α = 0,05 berarti
kelas distribusi normal. Untuk uji homogenitas dengan menggunakan uji Bartlett
didapatkan nilai X2hitung=
8,50 dan nilai X2tabel
= 31,40. Sehingga dapat disimpulkan X2hitung=
8,50 < X2tabel
= 31,40 adalah homogen. Berdasarkan hasil perhitungan, pengujian regresi linier
diperoleh nilai FHitung =
1,30 < FTabel = 2,33 dengan signifikasi α = 0,05. Pada analisis korelasi didapatkan
nilai thitung = 3,11 dan tTabel = 1,697 taraf dengan
signifikansinya dengan nilai a = 0,05. Kontribusi
Konsep Diri berbasis Asertivitas
terhadap Prestasi Belajar hanya sebesar 20,10% sedangkan 79,90%
ditentukan oleh faktor (variabel) lain.Sehingga dapat disimpulkan walaupun
hanya 79,90% berarti bahwa adanya hubungan antara konsep diri berbasis
asertivitas terhadap prestasi belajar.
Kata
Kunci: Konsep diri berbasis asertivitas,
prestasi belajar
ABSTRACT
This study aims to determine
the relationship-based Self Concept Asertivitas with class X student achievement
MIA 1 SMA Muhammadiyah 23 Jakarta. This research is descriptive correlation
with causal comparative method (ex post facto) or the experimental method.
Correlational research involves collecting data to determine whether there is a
relationship between two variables and sample selection with a random sampling
techniques. The sample used in this study is 40 students. The data were taken
using a questionnaire with Likert scale and test analysis is the prerequisite
achievement. Uji normality test by test Liliefors with simple error estimates
obtained Calculate the value L and L = 0.0891 tables = 0.1402 with a level of
significance α = 0.05 means the class distribution normal. For homogeneity test
using Bartlett test values obtained Xvalue ^ 2 = 8.50 and the value Xtable ^
2 = 31.40. It can be concluded Xvalue ^ 2 = 17.55 <Xtable ^ 2 = 31.40 is
homogeneous. Based on calculations, linear regression test obtained value of
Fvalue = 1.30 <Ftable= 2.33 with significance α = 0.05. In the
correlation analysis obtained the value t = 3.11 and table = 1.697 with a
significance level with the value of a = 0.05. Self Concept Asertivitas
contribution based on the Learning Achievement of only 20.10%, while 79.90% is
determined by factors (variables). So can be concluded, although only 79.90%
means that the relationship between the concept of self-assertiveness based on
learning achievement.
Keywords:
Concepts based self-assertiveness, academic achievement
PENDAHULUAN
Ketika melaksanakan Pembelajaran seharusnya siswa
mampu memperoleh ilmu yang sebanyak-banyaknya. Siswa dapat berperan aktif dalam
pembelajaran yang berlangsung. Tetapi pada saat kegiatan pembelajaran banyak
siswa kurang suguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran. Sehingga yang terjadi
sebaliknya yaitu banyak siswa yang tidak paham terhadap materi yang diajarkan.
Berdasarkan hasil observasi di SMA Muhammadiyah 23
Jakarta nilai ujian Fisika siswa relatif rendah. Jika ujian Fisika berlangsung
maka hanya sedikit siswa yang memiliki nilai diatas KKM (Kriteria ketuntasan
minimal). KKM Fisika di SMA Muhammadiyah 23 Jakarta pada tahun ajaran 2015/2016
adalah 75, tetapi masih sedikit siswa yang dapat mencapai KKM. Rata-rata yang
dicapai siswa dalam mengikuti UAS pada semester gajil adalah 74. Sehingga masih
dominan siswa yang tidak tuntas dalam mengikuti UAS pada semester ganjil
tersebut.
Berdasarkan pengamatan dan studi pendahuluan
Peneliti, untuk mencapai prestasi belajar terdapat banyak faktor yang
mempengaruhi diantaranya: Kesehatan, Intelegensi, Minat, Motivasi dan, cara
belajar, serta konsep diri. Konsep diri berbasis asertivitas dianggap sebagai
salah satu faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar Fisika.
Gambaran dari diri siswa terhadap dirinya pada
lingkungan sekolah merupakan konsep diri. Pandangan diri yang dimaksud disini
merupakan pandangan diri terhadap lingkungan kelas. Pandangan diri siswa yang
negatif mengenai diri di kelas mengakibatkan terjadi kebingungan dalam
pembelajaran. Ini disebabkan siswa seolah-olah kurang diterima di kelas dalam
pembelajaran fisika.
Kemampuan diri dalam menyapaikan sebuah permasalahan
itu merupakan Asertivitas. Asertivitas merupakan keterbukaan dan kejujuran
dalam menyampaikan pendapat kepada orang lain secara sopan. Siswa yang mampu
dengan baik dalam menyampaikan persolan-persoalan yang ada dalam pembelajaran
dengan baik dan sopan maka guru akan cepat merespon mengenai pertanyaan
tersebut. Sehingga guru tahu dimana letak materi yang tidak pahami oleh siswa.
Dengan hal tersebut guru dapat menyampaikan ulang materi yang belum dipahami
oleh siswa. Dengan demikian maka siswa akan lebih paham mengenai materi-meateri
yang dipelajari.
Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai oleh
siswa ketika mengikuti pembelajaran. Sehingga kegiatan pembelajaran yang baik
yang dapat mengembangka prestasi belajar yang tinggi. Kegiatan pembelajaran
yang baik dapat terwujud jika siswa memiliki pandangan diri yang baik terhadap
dirinya dilingkungan pembelajaran. Dengan pandangan diri yang baik pada lingkungan
pembelajaran siswa akan mampu menyampaikan pendapat-pendapatnya dengan terbuka
dan sopan dalam pembelajaran.
Dengan siswa memiliki konsep diri baik mengenai
dirinya dalam suatu pembelajaran maka siswa akan lebih mampu memperoleh
prestasi belajar fisika yang baik. Begitu pula jika siswa mampu mengungkapkan
permasalahan-permasalahan dan pandangan-pandangan ketika mengikuti pembelajaran
fisika maka siswa akan mudah memahami konsep-konsep fisika sehingga siswa dapat
memperoleh prestasi yang baik.
Berdasarkan dari pernyataan-pernyataan diatas maka
peneliti tertarik untuk meneliti mengenai “Hubungan Konsep Diri berbasis
Asertivitas terhadap prestasi belajar siswa”.
PERUMUSAN
MASALAH
Adapun
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah
terdapat hubungan konsep diri berbasis asertivitas dengan prestasi belajar
fisika siswa kelas X SMA Muhammadiyah 23 Jakarta pada tahun pelajaran
2015/2016.
KAJIAN
TEORI
A.
Pengertian
Konsep Diri berbasis Asertivitas
Konsep diri adalah ide, pikiran,
kepercayaan, dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan
memengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain.[1] Dalam hal ini
ide-ide yang dimiliki seseorang harus dapat menggambarkan kehidupannya yang
positif untuk dapat meningkatkan komunikasi individu dengan anggota kelompok
lingkungan sekitarnya. Sehingga dalam pembelajaran dikelas hendaknya siswa
dapat berfikir bahwa gambaran dirinya dikelas diterima dengan baik oleh
lingkunganya dan dia dapat membuka diri dengan keadaan kelas yang tempatinya.
Dengan Perilaku tersebut sehingga siswa dapat dengan baik untuk memperoleh
tujuan keberadaanya di kelas yaitu mendapatkan prestasi belajar yang baik.
Ini diperkuat oleh pendapat yang
dikemukakan William D. Brooks, Konsep diri merupakan those physical, social, and psychological of ourseves that we have
derived from experience and our interaction with others. [2] Konsep diri merupakan keadaan fisik,
sosial, dan psikologi dari pandangan luar seseorang yang mereka lihat dari
pengamatan dan interaksi dari luar. Dalam hal ini pandangan dari individu
mengenai keadaan fisik, sosial, dan psikologi akan dapat merubah perilaku
komunikasi dengan lingkungan luar. Sehingga dalam melaksanakan pembelajaran
siswa harus dapat dengan baik memandang dirinya secara keseluruhan dengan
positif untuk meningkatkan pembelajarannya di dalam kelas.
Menurut McShane dan Von Glinow dalam
Wibowo mendeskripsikan konsep diri dalam bentuk self-enhancement, self-verificasion, dan self-evoluation. Dari
ketiga deskripsi tersebut yang menjelaskan asertivitas yaitu self-evolution. Self-evolution menurut Kreitner dan Kinicki dibagi menjadi self-esteem, self-efficacy, locus control,
dan self monitoring.Menurut Kreitner dan Kinicki self-esteem memiliki enam pilar yaitu:
1) Live consciously,
menjadi aktif dan sepenuhnya terikat pada apa yang dikerjakan dan dengan siapa
ia berinteraksi.
2) Be self-accepting,
jangan terlalu menginginkan terhadap pertimbangan atau kritik terhadap
pemikiran dan tindakan kita.
3) Take personal
responsibility, mengambil tanggung jawab penuh
atau keputusan dan tindakan sepanjang perjalanan hidup.
4) Be self-assertive,
bersikap tegas dan bersedia mempertahankan keyakinan apabila berinteraksi
dengan orang lain, dari pada membelokkan pada keinginan mereka untuk di terima
atau di sukai.
5) Live purposefully,
mempunyai tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang jelas dan rencananya
realistis untuk mencapainya.
6) Have personal integrity,
mempunyai integritas pribadi dengan bertindak jujur pada kata-kata nilai-nilai.
[3]
Pernyataan diatas menjelaskan bahwa
asertivitas merupakan bagian dari konsep diri. Asertivitas pada pernyataan
diatas menjelaskan bagaimana seseorang dapat mempertahankan
pendapat-pendapatnya tanpa ingin terpengaruh terhadap pendapat orang
lain.Sehingga asertivitas pada pernyataan tersebut menjelaskan seseorang dalam
menjaga prinsipnya secara jujur dan terbuka.
Sedangkan perilaku asertif menurut
Alberti merupakan perilaku penyesuaian sosial melalui ekspresi diri dari
perasaan, sikap, harapan, pendapat, dan haknya. [4] Dalam hal ini perilaku
asertif merupakan perilaku yang hendaknya dimiliki oleh setiap manusia untuk
dapat mengekspresikan keadaan dirinya dalam berinteraksi dengan lingkungan
secara terbuka dan jujur. Dengan perilaku ini di harapkan dalam interaksi
individu tidak ada kebohongan satu sama lainya sehingga terciptanya komunikasi
yang baik.
Dalam aplikasi pembelajaran siswa
diharapkan untuk selalu memiliki perilaku asertif ini dapat tumbuh dan
berkembang dalam diri siswa. Ini disebabkan perilaku ini dapat mmenjadi siyal
bagaimana seorang siswa dalam mengikuti sebuah pembelajaran dikelas.
Keberhasilan pembelajaran di kelas dapat terlihat dengan siswa mampu
mengungkapkan perilaku asertif dalam sebuah pembelajaran yaitu perilaku Asertif
permintaan. Dimana asertif permintaan ini merupakan perilaku yang ditunjukkan
siswa jika siswa kurang paham dalam mengikuti pembelajaran dan di sini siswa
meminta guru dapat menjelaskan ulang mengenai materi yang belum siswa pahami.
Dalam mengembang perilaku asertif
menurut Alberti dalam Gunarsa mengemukakan ada tiga tahapan latihan asertif
yaitu latihan ketrampilan, Mengurangi kecemasan, dan Menstruktur kembali aspek
kognitif. [5] Latihan ketrampilan, di mana perilaku verbal dan non verbal
diajarkan, dilatih, dan diintegrasikan ke dalam rangkaian perilaku. Mengurangi
kecemasn, yang diperoleh secara langsung maupun tidak langsung dalam latihan
ketrampilan. Menstruktur kembeli aspek kognitif, di mana nilai-nilai,
kepercayaan, sikap, yang membatasi ekspresi diri seseorang diubah oleh
pemahaman dan hal-hal yang dicapai dari perilakunya. Sehingga dalam hal ini
untuk meningkatkan perilaku asertif siswa dapat digunakan cara di atas dengan
cara-cara tersebut diharapkan siswa dapat mengembangkan perilaku keterbukaan
dan kejujuran akan selalu tertanam dalam kehidupanya.
B. Pengertian Prestasi
Belajar
Prestasi belajar
adalah suatu masalah yang bersifat perenial dalam sejarah kehidupan manusia,
karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut
bidang dan kemampuan masing-masing. [6] Dalam hal ini setiap manusia memiliki
tujuan yang sama dalam kehidupanya. Setiap manusia ingin berhasil dalam setiap
kegiatan yang mereka lakukan. Keberhasilan inilah yang merupakan sebuah
parameter prestasi seseorang dalam menjalankan sebuah kegiatan. Demikian halnya
dalam melaksanakan sebuah kegiatan belajar. Setiap manusia yang melaksanakan
kegiatan belajar mengacu pada tujuan yang sama yaitu dapat berhasil dalam hal
yang mereka pelajari. Keberhasilan dalam memahami dan menguasai sesuatu yang
mereka pelajari merupakan prestasi belajar dari manusia tersebut.
Prestasi belajar
ialah hasil pencapaian yang diperoleh seorang pelajar setelah mengikuti ujian
dalam suatu pelajaran tertentu. [7] Hasil yang dicapai oleh seseorang siswa
dalam mengikuti sebuah ujian baik tertulis maupun lisan dapat dikatakan sebagai
prestasi belajar. Biasanya hasil dari suatu ujian dilaporkan menjadi laporan
dari setiap akhir materi yang dipelajari. Setiap siswa biasanya memiliki hasil
yang berbeda-beda maka setiap siswa tersebut memiliki prestasi yang
berbeda-beda pula.
Sehingga
Prestasi belajar merupakan sebuah hasil yang dicapai dari sebuah kegiatan yang
telah dikerjakan atau diciptakan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal
dalam diri siswa yang ditunjukkan dari hasil nilai dalam periode tertentu yang
dilaporkan dalam bentuk nilai-nilai yang berupa angka-angka. Untuk
mengembangkan Potensi-potensi dalam diri siswa bisa berupa perilaku ataupun
kognitif yang dimiliki oleh siswa. Sedangkan untuk perilaku yang dapat
dikembangkan melalui proses pembelajaran yaitu salah satunya Konsep diri
berbasis asertivitas.
Dalam proses
pembelajaran fisika menuntut untuk dapat memiliki konsep-konsep yang matang,
dapat memproyeksikannya dalam bentuk tindakan (eksperimen) dan mengungkapkanya
dalam bentuk lisan. Dengan kosep diri berbasis aserivitas maka siswa dapat
lebih memahami dan menyampaikannya. Dengan meningkatkan konsep diri berbasis
asertivitas siswa mampu memperoleh prestasi belajar yang baik di dalam
pembelajaran fisika.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Pengujian
Persyaratan Analisis
1.
Uji
Normalitas
Uji normalitas
diperlukan untuk memenuhi syarat perhitungan statistik parametrik. Pada
penelitian ini yang digunakan adalah uji normalitas Liliefors galataksiran.
Pengujian normalitas pada penelitian ini didapatkan nilai seperti di tabel
berikut:
Pengujian Normalitas
|
LHitung
|
Ltabel
|
Keterangan
|
X
dan Y
|
0,0891
|
0,1402
|
Normal
|
Seperti tabel diatas didapat LHitung=
0,0891 dan
Ltabel = 0,1402 dengan taraf signifikansinya α = 0,05 dan jumlah
siswa (n) sebanyak 40 siswa. Sehingga dapat disimpulkan LHitung = 0,0891 < LTabel = 0,1402 berarti kelas berdistribusi normal
2.
Uji
Homogenitas
Setelah
dilakukan uji normalitas maka selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Pengujian
homogenitas pada penelitian menggunakan uji Bartlett. Didapat dapat data
sebagai berikut nilai X2hitung=
8,50 dan nilai X2tabel
= 31,40 dengan taraf signifikansinya α =
0,05. Sehingga dapat disimpulkan X2hitung=
8,50< X2tabel
= 31,40; maka 21 kelas data pada penelitian
ini adalah homogen.
B.
Pengujian
Hipotesis
1.
Analisis
Korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk
mengukur derajat hubungan antara dua variabel tanpa melihat bentuk hubungan.
Data data penelitian yang didapat dan diolah. Maka didapat hasil pengujian
hipotesis korelasi sederhana dapat disajikan dalam bentuk tabel berikut:
Korelasi Antara
|
Koefisien Korelasi
|
Koefisien Determinasi
|
tHitung
|
tTabel
|
X dan Y
|
0,4483
|
20,10 %
|
3,11
|
1,697
|
Pada
analisis korelasi didapatkan nilai thitung = 3,11 dan tTabel = 1,697 taraf dengan
signifikansinya dengan nilai a =
0,05. Karena thitung > ttabel
yaitu 3,11 < 1,697 maka pengujian hipotesis menolak H0
dan menerima Ha dengan demikian disimpulkan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara Konsep Diri berbasis Asertivitas (X) dengan Prestasi
Belajar Siswa (Y). Kontribusi Konsep
Diri berbasis Asertivitas terhadap Prestasi Belajar hanya sebesar 20,10 %
sedangkan 79,90% ditentukan oleh faktor (variabel) lain.
2.
Analisis
Regresi
Analisis regresi
linier dalam penelitian ini berguna untuk mengetahui adakah hubungan antara
variabel X (Konsep Diri berbasis Asertivitas) dengan variabel Y (Prestasi
Belajar Siswa). Selain itu uji Regresi juga dapat mengetahui seberapa kuat
hubungan antar variabel dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan analisis
regresi linier sederhana. Berdasarkan hasil perhitungan, pengujian regresi
linier sederhana prestasi belajar (Y) dengan konsep diri berbasis asertivitas
(X) diperoleh nilai Perhitungan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Sumber Varians (SV)
|
dk
|
JK
|
RJK
|
FHitung
|
FTabel
|
Total
|
40
|
258714
|
-
|
1,30
|
2,33
|
Regresi (a)
|
1
|
258244,90 |
258244,90
|
||
Regresi (b/a)
|
1
|
95,17 |
95,17
|
||
Residu
|
39
|
373,93
|
9,58
|
||
Tuna Cocok
|
18
|
222,18
|
12,34
|
||
Kesalahan (Error)
|
16
|
151,75
|
9,48
|
Catatan: FTabel
ditetapkan untuk α = 0,05
Sesuai
dengan hasil seperti tabel diatas bahwa didapat FHitung = 1,30 < FTabel = 2,33 dengan
signifikasi α = 0,05. Kerena FHitung = < FTabel = maka H0 diterima dan disimpulkan
model regresi berpola linier. Sehingga dapat
disimpulkan model regresi sederhana prestasi belajar (Y) dengan minat belajar
(X) berpola linier.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari pengolahan
data dan pembahasan yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubunganyang signifikan antara Konsep Diri berbasis asertivitas siswa terhadap
prestasi belajar fisika siswa dengan nilaithitung = 3,11 lebih besar dari tTabel = 1,697
dengan taraf signifikansi a = 0,05. Koefisien
korelasi antara konsep diri berbasis asertivitas (X) terhadap Prestasi Belajar
(Y) sebesar 0,4483 tergolong signifikan. Kontribusi Konsep Diri
berbasis Asertivitas terhadap Prestasi Belajar hanya sebesar 20,10 % artinya
bahwa prestasi belajar fisika siswa tidak keseluruhan dipengaruhi oleh konsep
diri berbasis asertivitas tetapi juga dipengaruhi oleh hal lainnya seperti
motivasi, minat, cara belajar, dan lain-lain.
B.
Saran
Berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilakukan di SMA Muhammadiyah 23 Jakarta, maka
saran yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. Guru
Fisika dapat meningkatkan konsep diri berbasis asertivitas siswa dengan
memberikan motivasi agar dapat meningkatkan interaksi siswa dengan guru maupun
dengan siswa lainya dalam proses pembelajaran agar siswa mendapatkan pengalaman
belajar yang maksimal sehingga akan tumbuh keingintahuan siswa terhadap
pelajaran fisika yang kemudian dapat membuat prestasi belajar siswa lebih
meningkat.
2. Sekolah
dapat meningkatkan sistem yang lebih baik dalam pembelajaran sehingga siswa
dapat meningkatkan konsep diri berbasis asertivitas yang dapat berhubungan
dengan prestasi belajar.
3. Siswa
lebih bersikap terbuka, jujur, bersikap kuat, dan berkomunikasi dengan sopan
terhadap guru dan siswa sehingga siswa dapat memperoleh prestasi belajar yang
baik.
4. Peneliti
selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian yang serupa, sebaiknya
Sebelum melaksanakan pengukuran Konsep diri berbasis Asertivitas siawa dalam
pembelajaran sebaiknya menggunakan data sekunder yang berasal dari guru
pengampu mata pelajaran Fisika seperti keaktifan siswa di kelas, keterbukaan
siswa dalam pembelajaran serta data-data lainnya. Menggunakan teori yang lebih
banyak, dan lebih teliti dalam melakukan penelitian serta diharapkan dapat
meneliti faktor lainnya yang memiliki hubungan yang lebih kuat dengan prestasi
belajar sehingga dapat memberikan hasil yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Edi
harapan dan syarwani Ahmad. 2014. Komunikasi
Antar Pribadi: Perilaku Insani Dalam Organisasi Pendidikan. (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada).
[2] Wibowo.
2014. Perilaku dalam organisasi. (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada).
[3] Gunasa,
Singgih D. 2011. Konseling dan
psikoterapi. (Jakarta: PT. BPK.
Gunung Mulia).
[4] Zainal Arifin. 2011. Evaluasi Pembelajaran. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya).
[5] Agoes Dariyo. 2013. Dasar-Dasar Pedagogi Modern. (Jakarta: PT Indeks)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar